Jumat, 07 Juni 2013

Hot News - Spiritual



Padepokan Sawung Nalar, Daur Ulang Manusia untuk Pecandu Narkoba


Patokpicis, Padepokan ini sekilas terlihat unik karena menyandang nama Padepokan Sawung Nalar Daur Ulang Manusia. Namun, jangan salah, di sinilah para pecandu narkoba yang ingin terlepas dari jeratan narkoba menggantungkan harapan untuk sembuh dan hidup sehat.

Padepokan yang berada di Dusun Klakah, Desa Patokpicis, Kecamatan Wajak itu didirikan Gus Idah sejak 1999 silam. Sudah tak terhitung berapa banyak pecandu yang berasal dari penjuru Indonesia yang berhasil lepas dari ketergantungan setelah berada di pondok ini.

Di padepokan yang bernuansa asri ini, diterapkan beragam sistem pengobatan salah satunya adalah penggunaan metode bekam dan penekanan nalar untuk membangkitkan kesadaran pecandu untuk sembuh karena keinginan sendiri.Selain itu, diterapkan terapi model sharing (berbagi cerita/informasi) serta pendekatan rasio plus spiritual dengan semakin mendekatkan diri pada Tuhan.
“Lama penyembuhan memang tergantung mereka sendiri. Sebab, tiap pecandu memiliki tingkat kemauan dan kemampuan sendiri,” ungkap pria kelahiran Surabaya yang memiliki nama lengkap Achmad Izyubaidah, pemilik padepokan. Ia lebih senang menyebut dirinya terapis. Gus Idah yang lebih senang menyebut dirinya terapis mengaku kegiatan menyembuhkan pencandu sudah dilakoninya sejak ia masih menjadi santri di Pompes Tebuireng, Jombang pada 1983 hingga 1993. Tugas membenahi mental ini menjadi pilihan hidupnya. Sebab, kata pria berambut panjang ini, mereka yang memiliki kepribadian tersisih itu terjadi karena pengaruh lingkungan.

“Ketertarikan ini berawal dari niat memberi manfaat pada yang lain. Kalau menampung orang baik-baik kan sudah banyak. Tapi, bagaimana dengan orang yang tidak baik? Namun, untuk ‘memulung’nya, kan tidak sembarangan orang bisa melakukannya,” kata pria kelahiran Surabaya ini.Awalnya, konsep `daur ulang` difokuskan untuk menangani orang-orang dengan segala masalah, seperti orang stres, gila hingga narkoba. 

Namun, empat tahun terakhir difokuskan pada penanganan pecandu narkoba.Pria kelahiran 1958 ini mengatakan, pasien yang datang ke padepokan, pada umumnya dalam kondisi kecanduan berat karena sudah mengonsumsi narkoba antara empat tahun hingga puluhan tahun. Mengatasi yang sakaw, pecandu itu dipijati dan diajak bercanda antara dua-tiga hari agar pikirannya teralihkan.“Sakaw itu seperti rasa, seperti sakit yang lain. Jika mampu melupakan rasa itu, pasti akan sembuh. Rasa itu semakin diingat, maka akan semakin terasa,” kata Gus Idah membeberkan metode yang digunakannya.Secara umum, pasien bisa normal sekitar satu tahun. Namun, setelah itu, Achmad mengingatkan, para orangtua, keluarga sangat berperan penting untuk menjaga pasien yang sembuh untuk tidak mendekati narkoba lagi. 

Visit : Open Source 


Bagi kawan-kawan yang ingin sharing, kritik, dan saran bisa menghubungi:


Telp          : 085 855 891 614 (Indosat)
Facebook : http://www.facebook.com/patokpicis.bersinar
Email        : Patokpicis@gmail.com

Tidak ada komentar: