Sabtu, 23 Oktober 2021

Hot News - Kesenian Tradisional Kuda Lumping

Patokpicis, 23/10 (Fajar Abadi) Di tahun 2021, kami sekumpulan anak muda di Desa Patokpicis bersepakat untuk mendirikan sebuah Kelompok Kesenian Kuda Lumping dan kami beri nama "Setyo Bumbung Budoyo".

        Indonesia adalah Negara yang memiliki keanekaragaman suku, ras dan agama serta kebudayaan (multikultural). Keberagaman adat istiadat di Indonesia ini banyak yang berbentuk tari-tarian. Hingga saat ini banyak yang masih melestarikan adat istiadat di daerahnya masing-masing, namun banyak juga kebudayaan yang hilang dan diakui oleh negara lain karena tidak adanya generasi penerus bangsa yang mau melestarikan kebudayaan yang dimilikinya. Oleh sebab itu perlu adanya kesadaran generasi muda untuk melestarikan warisan kebudayaan nenek moyang bangsa Indonesia. Salah satu suku yang ada di Indonesia adalah suku Jawa yang juga mempunyai keberagaman kesenian dan adat istiadat yang khas dari suku Jawa ini. Salah satu kesenian khas dari suku Jawa ini ialah “Kuda Lumping”.

Di Desa Patokpicis tak hanya eksis dalam dunia pertanian dan peternakan, namun Desa Patokpicis juga tetap sadar akan kesenian sebagai penunjang perkembangan masyarakat. Dalam hal berkesenian Desa Patokpicis memiliki satu dari banyak kesenian, salah satunya yaitu "Kuda Lumping". Kuda Lumping ini digawangi oleh para pemuda kreatif di Desa Patokpicis, adapun Kelompok Kesenian Kuda Lumping ini diberi nama "Setyo Bumbung Budoyo (SBB)".

         Kuda Lumping juga disebut Jaran Kepang, Jaranan atau Jathilan adalah tarian tradisional Jawa yang menampilkan sekelompok prajurit yang tengah menunggang kuda. Tarian ini menggunakan kuda yang terbuat dari bambu yang di anyam dan dipotong menyerupai bentuk kuda yang kemudian dihias dengan cat dan diberi kain beraneka warna sehingga lebih menarik perhatian. Tarian kuda lumping biasanya hanya menampilkan adegan prajurit berkuda saja, akan tetapi beberapa penampilan kuda lumping ada yang menyuguhkan atraksi kesurupan, kekebalan, dan kekuatan magis, seperti atraksi memakan beling dan kekebalan tubuh terhadap deraan pecut yang sangat menyakitkan.

        Kesenian kuda lumping saat ini masih berhasil membuat para penontonnya tercengang dalam menyaksikan sebuah kebudayaan khas warisan nenek moyang bangsa Indonesia yang berada di suku Jawa. Walaupun peninggalan budaya ini mulai bersaing ketat oleh masuknya kebudayaan asing yang mulai masuk ke tanah air, tetapi kesenian ini masih bisa memperlihatkan daya tarik tersendiri. Harus ada kesadaran di diri kita masyarakat indonesia untuk tetap melestarikan kebudayaan dan kesenian yang kita miliki agar tidak punah dan tidak mudah di ambil dan diakui oleh negara lain. Keunikan dari tari kuda lumping yang kita miliki adalah adanya unsur magis yang membuat si penarinya kesurupan hingga memakan beling kaca dan dipecut pun ia tidak merasakan sakit. Keunikan inilah yang harus dan semestinya kita lestarikan dan kita jaga. Sudah banyak tradisi, kesenian dan kebudayaan bangsa Indonesia yang diambil dan diakui oleh Negara lain salah satunya ialah Motif Batik Parang dari Daerah Istimewa Yogyakarta yang di klaim dan diakui oleh Negara Malaysia, dan masih banyak lagi.

Negara lain saja tertarik kepada budaya kita dan mengakui sebagai miliknya, sedangkan kita yang memiliki kebudayaan sejak dahulu tidak mau melestarikannya. Kita seharusnya menjaga apa yang diturunkan dari nenek moyang kita karena itu akan menjadi ciri khas dari bangsa kita.

Budaya asing tersebut misalnya ialah bermain game di gadget, menyanyikan lagu yang berbahasa inggris, menari tarian modern atau yang kita sering sebut dengan modern dance. Khususnya bagi para perempuan yang sering melakukan budaya asing ini, yang mana seharusnya perempuan bisa menjadi pribadi yang ulet, telaten, pintar berbicara dan yang lainnya dan bukan hanya para perempuannya saja yang sebagian besar telah terkontaminasi oleh budaya asing bahkan lelaki pun juga ikut yang mana seharusnya lelaki ini pandai dan mempunyai kemauan yang amat besar jika disuruh belajar dan atau latihan tari tradisional, membuat alat musik khas dari bangsa Indonesia yang sudah multikultural atau sudah tersebar di daerah nya masing-masing.

Selain itu, yang menjadi penyebab kesenian tari tradisional kuda lumping ini masih tetap bertahan ialah masih adanya para pemuda yang setia melestarikan budaya kesenian dan juga tari tradisional kuda lumping ini sekarang masih banyak di lakukan pada saat-saat tertentu saja, misalnya saat acara hajatan di masyarakat, hari ulang tahun atau hari jadi kota / desa, dan lain sebagainya. Kita harusnya lebih bisa menjaga semua kebudayaan yang telah menjadi ciri khas bangsa Indonesia ini yang merupakan warisan nenek moyang kita, agar kita tidak menyesal saat kebudayaan yang kita miliki  sudah di klaim atau diakui oleh negara lain seperti Malaysia.

Ada beberapa upaya untuk melestarikan Kebudayaan Kuda Lumping dapat dilakukan dalam 3 (Tiga) bentuk yaitu :

        1. Pengalaman Kebudayaan


Merupakan pelestarian budaya yang dilakukan dengan cara terjun langsung kedalam sebuah pengalaman kultural. contohnya, jika kebudayaan tersebut berbentuk tarian, maka masyarakat dianjurkan atau diarahkan untuk belajar dan berlatih dalam menguasai tarian tersebut. Dengan demikian setiap saat akan selalu dapat terjaga kelestarian budaya kita ini.

       2. Pendidikan Kebudayaan

Merupakan pelestarian budaya yang dilakukan dengan cara membuat suatu pusat informasi mengenai kebudayaan yang dapat difungsionalisasi kedalam banyak bentuk. Tujuannya adalah untuk edukasi ataupun untuk kepentingan pengembangan kebudayaan itu sendiri dan potensi kepariwisataan daerah. Dengan demikian para Generasi Muda dapat mengetahui tentang kebudayaanya sendiri.

        3. Peran Aktif Pemerintah

Pemerintah bersama-sama Tokoh Masyarakat secara masif memberikan Motivasi sekaligus Sosialisasi agar semua orang mampu mengelola dan melestarikan keanekaragaman budaya daerah.

Selain dilestarikan dalam tiga bentuk diatas, kita juga dapat melestarikan kebudayaan dengan cara mengenal budaya itu sendiri. Dengan hal ini setidaknya kita dapat mengantisipasi pencurian kebudayaan yang dilakukan oleh negara – negara lain. Penyakit masyarakat kita ini adalah mereka terkadang tidak bangga terhadap produk atau kebudayaannya sendiri. Kita lebih bangga terhadap budaya-budaya impor yang sebenarnya tidak sesuai dengan budaya kita sebagai orang timur. Budaya daerah banyak hilang dikikis zaman. Oleh karena itu, kita sendiri yang tidak mau mempelajari dan melestarikannya. Akibatnya kita baru bersuara ketika negara lain sukses dan terkenal dengan budaya yang mereka curi secara diam-diam dan sembunyi-sembunyi.

Tks

Get more articles

Reporter        :  Fajar Abadi
Kameramen  :  Faizul Ahmad Khaqiqi
Editor            Fibra Yohano 
Penanggung Jawab : Patokpicis Bersinar.red


Bagi kawan-kawan yang ingin sharing, kritik, dan saran bisa menghubungi:


Telp          : 085 855 891 614 (Indosat)
Facebook : http://www.facebook.com/patokpicis.bersinar
Email        : Patokpicis@gmail.com

Selasa, 11 Juni 2013

Hot News - Infrastruktur


Jalan Utama Desa Berantakan, Membuat Resah Warga

Patokpicis, 11/06 (Aan Yunaivi) Sepanjang kurang-lebih tiga kilometer jalan desa di Desa Patokpicis Kecamatan Wajak Kabupaten Malang ini dirasa sangat mengkhawatirkan. Disinyalir kerusakan ini selain diakibatkan oleh erosi tanah akibat hujan juga disebabkan oleh lalu-lalang truk pengangkut pasir dan batu yang setiap harinya melintasi jalan desa.

Demikian ditegaskan oleh rekan-rekan penjaga portal desa, kepada Patokpicis Bersinar.red, kemarin. Mereka mengatakan bahwa truk pengangkut pasir dan batu itu rata-rata mencapai 150 truk setiap harinya.

‘’Yang menghancurkan jalan ini adalah truk yang mengangkut barang dengan tonase tinggi. Jalan ini menjadi lalu lintas truk pengangkut pasir ke luar desa,’’ ungkapnya.

Hal senada juga diungkapkan Aan Yunaivi (22) warga Jalan Raya Patokpicis, Dusun Patokpicis. Dia mengatakan memang sejak lama jalan tersebut menjadi jalur utama lalu lintas masyarakat desa. Namun yang menghancurkannya adalah truk pengangkut pasir. ‘’Kalau masyarakat biasa saja tidak akan sampai serusak ini. Makanya kami juga tak bisa berbuat apa-apa. Dilarang juga tak mungkin,’’ katanya.

Menanggapi itu, Bupati Malang Rendra Kresna yang turun langsung ke Desa Patokpicis melalui sebuah acara KKN dari salah satu Universitas Swasta di Malang, menegaskan untuk tahap awal pada tahun lalu jalan poros tersebut akan mulai dibangun sepanjang 1,5 Km. Pembangunannya akan dilanjutkan lagi pada tahun berikutnya sehingga pembangunan untuk kondisi jalan yang mengkhawatirkan itu bisa tuntas segera.

Keadaan jalan rusak ini akan semakin parah jika kondisi habis hujan. Jalan berlubang akan tertutup air sehingga hal ini sangat berpotensi pada keselamatan pengendara. "Jalan rusak apa enak sih. Yang ada selain kendaraan rawan rusak, badan jadi pegel-pegel," kata Aan Yunaivi, warga Desa Patokpicis, kepada wartawan Patokpicis Bersinar, Selasa (11/06).

"Wajar juga kalau jalan ini cepat rusak karena volume kendaraan yang melintas cukup banyak, makanya kami berharap adanya perbaikan jalan supaya akses kendaraan menjadi lancar," katanya. Kepala Dinas PU Binamarga Kabupaten Malang, dihubungi via mimpi, dalam keadaan sadar namun tak kunjung didengar.

hahahaha, peace Gan! :-)

Get more articles

Reporter       :  Aan Yunaivi
Kameramen : Muhammad Izzudin
Editor            : Fibra Yohano 
Penanggung Jawab : Patokpicis Bersinar Dkk


Bagi kawan-kawan yang ingin sharing, kritik, dan saran bisa menghubungi:


Telp          : 085 855 891 614 (Indosat)
Facebook : http://www.facebook.com/patokpicis.bersinar
Email        : Patokpicis@gmail.com

Jumat, 07 Juni 2013

Hot News - Spiritual



Padepokan Sawung Nalar, Daur Ulang Manusia untuk Pecandu Narkoba


Patokpicis, Padepokan ini sekilas terlihat unik karena menyandang nama Padepokan Sawung Nalar Daur Ulang Manusia. Namun, jangan salah, di sinilah para pecandu narkoba yang ingin terlepas dari jeratan narkoba menggantungkan harapan untuk sembuh dan hidup sehat.

Padepokan yang berada di Dusun Klakah, Desa Patokpicis, Kecamatan Wajak itu didirikan Gus Idah sejak 1999 silam. Sudah tak terhitung berapa banyak pecandu yang berasal dari penjuru Indonesia yang berhasil lepas dari ketergantungan setelah berada di pondok ini.

Di padepokan yang bernuansa asri ini, diterapkan beragam sistem pengobatan salah satunya adalah penggunaan metode bekam dan penekanan nalar untuk membangkitkan kesadaran pecandu untuk sembuh karena keinginan sendiri.Selain itu, diterapkan terapi model sharing (berbagi cerita/informasi) serta pendekatan rasio plus spiritual dengan semakin mendekatkan diri pada Tuhan.
“Lama penyembuhan memang tergantung mereka sendiri. Sebab, tiap pecandu memiliki tingkat kemauan dan kemampuan sendiri,” ungkap pria kelahiran Surabaya yang memiliki nama lengkap Achmad Izyubaidah, pemilik padepokan. Ia lebih senang menyebut dirinya terapis. Gus Idah yang lebih senang menyebut dirinya terapis mengaku kegiatan menyembuhkan pencandu sudah dilakoninya sejak ia masih menjadi santri di Pompes Tebuireng, Jombang pada 1983 hingga 1993. Tugas membenahi mental ini menjadi pilihan hidupnya. Sebab, kata pria berambut panjang ini, mereka yang memiliki kepribadian tersisih itu terjadi karena pengaruh lingkungan.

“Ketertarikan ini berawal dari niat memberi manfaat pada yang lain. Kalau menampung orang baik-baik kan sudah banyak. Tapi, bagaimana dengan orang yang tidak baik? Namun, untuk ‘memulung’nya, kan tidak sembarangan orang bisa melakukannya,” kata pria kelahiran Surabaya ini.Awalnya, konsep `daur ulang` difokuskan untuk menangani orang-orang dengan segala masalah, seperti orang stres, gila hingga narkoba. 

Namun, empat tahun terakhir difokuskan pada penanganan pecandu narkoba.Pria kelahiran 1958 ini mengatakan, pasien yang datang ke padepokan, pada umumnya dalam kondisi kecanduan berat karena sudah mengonsumsi narkoba antara empat tahun hingga puluhan tahun. Mengatasi yang sakaw, pecandu itu dipijati dan diajak bercanda antara dua-tiga hari agar pikirannya teralihkan.“Sakaw itu seperti rasa, seperti sakit yang lain. Jika mampu melupakan rasa itu, pasti akan sembuh. Rasa itu semakin diingat, maka akan semakin terasa,” kata Gus Idah membeberkan metode yang digunakannya.Secara umum, pasien bisa normal sekitar satu tahun. Namun, setelah itu, Achmad mengingatkan, para orangtua, keluarga sangat berperan penting untuk menjaga pasien yang sembuh untuk tidak mendekati narkoba lagi. 

Visit : Open Source 


Bagi kawan-kawan yang ingin sharing, kritik, dan saran bisa menghubungi:


Telp          : 085 855 891 614 (Indosat)
Facebook : http://www.facebook.com/patokpicis.bersinar
Email        : Patokpicis@gmail.com

Kamis, 06 Juni 2013

Hot News - Hiburan


Pesta Rakyat Desa Patokpicis

Patokpicis, 04/6 (Hester) Acara Jalan Sehat Remas Hidayatul Mubtadi'in ini termasuk salah-satu acara terbesar yang pernah diselenggarakan masyarakat Desa Patokpicis. Acara yang di Sponsori oleh Perusahaan Jasa Transportasi NADIA Tour & Travel ini termasuk sukses besar, semoga kedepannya acara-acara serupa akan hadir suatu saat nanti. Amiiinn.         

            Minggu, 02 Juni 2013 lalu bertepatan dengan kegiatan akbar Remaja Masjid (Remas) Hidayatul Mubtadi'in mengadakan sebuah event bertemakan Semangat. Acara dengan judul “Jalan Sehat Remas Hidayatul Mubtadi'in” ini diadakan di Dusun Patokpicis, Desa Patokpicis, Kecamatan Wajak, Malang.

Berikut pernyataan narasumber acara Nanda Hester mengatakan bahwa dalam acara “Pesta Rakyat” ini selain kegiatan jalan sehat juga dihadirkan sejumlah acara menarik lainnya, seperti : Bagi-bagi undian berhadiah, Touring
Cross, dan Orkes Melayu pastinya. Dalam hari H acara terlihat antusiasme warga ketika menghadiri serta mengikuti seluruh kegiatan pada hari tersebut.

Acara dibuka pukul 06.00 hingga selesai, terlihat para ibu-ibu, Bapak-bapak, hingga anak-anak ikut serta dalam meramaikan acara jalan sehat ini. Sementara itu, beberapa orang terlihat sangat semangat untuk mengikuti kegiatan Touring Cross'nya.  sedangkan dilokasi utama juga tidak kalah serunya, bahkan tidak hanya warga desa Patokpicis saja yang mengikuti acara demi acara, hingga pada acara puncak yakni gala panggung orkes melayu menghibur warga hingga sore hari.

Acara yang berlangsung hingga pukul 23.00 malam ini ditutup dengan kegiatan ceramah rohani (pengajian) yang hadir dalam acara tersebut. Sungguh acara yang hangat dan meriah. Semoga acara ini semakin mengakrabkan warga Desa Patokpicis dan sekitarnya, dan semoga suatu saat acara semacam ini akan hadir kembali menghibur masyarakat.




Monggo silaturahmi via Facebook:

 
http://www.facebook.com/patokpicis.bersinar

Email:
Patokpicisbersinar@gmail.com

Reporter       : Nanda Hester
Kameramen : Rofeq Mubarok
Editor            : Fibra Yohano 
Penanggung Jawab : Patokpicis Bersinar Dkk

Senin, 03 Juni 2013

Hot News - Sosial



Si Miskin Semakin Miskin, Bukti Kesenjangan Sosial yang Semakin tak Terkendali.

Patokpicis, 02/5 (Arif dkk) Di Kabupaten Malang tepatnya di Kecamatan Wajak Desa Patokpicis berdasarkan pendataan terakhir ternyata masih ditemukan adanya kurang - lebih 25 unit rumah tidak layak huni yang ditempati keluarga miskin.

Lebih ironisnya lagi, beberapa unit rumah kondisinya sangat memprihatinkan dimana tiang dan dindingnya berupa kayu dan bambu serta berlantai tanah dan gelap.
Rumah keluarga miskin yang paling mengenaskan yakni Rumah Bapak Ngatemun Dusun Klakah RT.08/RW.02 yang mana rumah tidak layak huni ini jadi satu dengan kandang Kambing dan Ayam.

Demikian diungkapkan para Narasumber Arif Indrayanto dan Rofeq Mubarok ketika ditemui di Patokpicis kemaren Minggu (02/5), seraya menambahkan bahwa pihaknya telah melakukan pendataan dan telah membuatkan laporan yang ditujukan kepada instansi terkait dengan harapan agar warga miskin yang memilki 25 unit rumah tidak layak huni tersebut secara bertahap mendapatkan bantuan pembangunan rumah layak huni dari pemerintah dan bantuan dari para dermawan.

Diakui, Arif bahwa 25 unit rumah yang kondisinya tidak layak huni tersebut adalah milik warga Patokpicis yang telah menempati rumah tidak layak huni tersebut lebih dari satu tahun serta warga tersebut juga telah memilki identitas diri atau KTP.

Khusus untuk mempercepat upaya rehabilitasi dari rumah tidak layak huni menjadi rumah layak huni sangat diharapkan adanya kepedulian warga, terutama warga yang mempunyai kemampuan dan para dermawan untuk secara ikhlas memberikan kepedulian atas nasib yang menimpa keluarga tidak mampu atau keluarga miskin yang berdomisili dilingkungan masing-masing.

Intinya, jangan hanya berharap adanya bantuan dari pemerintah, tetapi sudah saatnya pula warga setempat memberikan kepedulian, papar Arif.

Secara terpisah Kepala Desa Patokpicis, Seleman juga mengakui bahwa di desanya masih banyak ditemukan rumah tidak layak huni yang masih sangat membutuhkan uluran tangan berbagai pihak.

Rumah layak huni sebenarnya adalah kebutuhan esensial atau kebutuhan pokok sebuah keluarga. Bila rumah layak huni telah ada maka dipastikan keluarga miskin akan secara perlahan-lahan akan mampu meningkatkan perekonomiannya dan sekaligus mampu meningkatan kesejahteraan keluarga.

Bila rumah layak huni telah dimiliki, maka si miskin akan merasa terbebas dari belenggu kesengsaraan dan biasanya pemilik rumah layak huni akan semakin giat berusaha. Bahkan keberadaan rumah layak huni juga akan semakin memperbaiki kondisi akhlak dan moral sebuah keluarga yang hidupnya akan tertata dengan keberadaan rumah layak huni, ujar Kepala Desa Patokpicis, menegaskan. 


http://www.facebook.com/patokpicis.bersinar.

Reporter       : Arif Indrayanto
Kameramen : Amidan Marwan
Editor            : Fibra Yohano

Bagi kawan-kawan yang ingin sharing, kritik, dan saran bisa menghubungi:


Telp          : 085 855 891 614 (Indosat)
Facebook : http://www.facebook.com/patokpicis.bersinar
Email        : Patokpicis@gmail.com



Hot News - Lingkungan


Semeru Semakin Gundul, Desa Patokpicis Siap-siap Kena Imbasnya

Patokpicis, 28/4 (Marwan)Salah satu Tokoh Pemuda Patokpicis, Amidan Marwan dkk. mengaku, hingga kini banyak kawasan hutan di sekitar Desa Patokpicis ditebang bebas oleh para penebang, termasuk beberapa kawasan hutan lindung di sekitar lereng Gunung Semeru.

Menurut Marwan, setiap hari terjadi penebangan liar di kawasan Hutan Lindung Lereng gunung Semeru. Namun, tak mendapat perhatian dari pemerintah Kabupaten Malang maupun aparat terkait (Dinas Kehutanan). “Banyak kawasan hutan lindung seperti di kawasan Hutan Bambang Utara, Desa Patokpicis, dimana perlu ada perhatian serius dari pemerintah,” kata Marwan kepada wartawan Patokpicis Bersinar, Minggu (28/4). Lanjut dia, pemerintah melalui dinas kehutanan harus melakukan mengawasi dan menertibkan sejumlah penebangan kayu ilegal maupun yang legal tetapi membahayakan. Marwan mengatakan, akibat penebangan liar, lingkungan menjadi rusak. Habitat dan satwa langka yang berada dalam kawasan hutan juga  mulai terancam punah.
Penebang kadang berkelompok dan bergerak bebas. Kelompok ini  seharusnya di awasi.“Tentu ada dampak bukan hanya lingkungan, tetapi juga bisa berdampak bagi kehidupan manusia. Misalnya, banjir, longsor, atau dampak lainnya yang mengancam nyawa manusia karena lingkungan tak di jaga,” katanya lagi. Berkaitan dengan penebangan liar tersebut, Marwan meminta, negara bertanggungjawab untuk melakukan pengawasan dan memberikan perlindungan terhadap semua satwa yang ada di area hutan lindung. Seperti burung, anggrek, dan sejumlah satwa langka yang terlindungi di wilayah hutan lindung.
“Seharusnya pemerintah memperhatikan hal ini dengan membuat salah satu dasar hukum seperti Peraturan Daerah (Perda) untuk memperkuat undang-undang yang melindungi hutan bersama semua satwa yang berkeliaran di situ. Pemerintah jangan memikirkan sekarang ini, tetapi harus memikirkan  25 tahun mendatang,” harapnya.
Lanjut dia, perlu ada pengawasan, terlebih pada pemberian ijin pengawasan hutan dan kepada pengusaha  kayu agar tidak seenaknya menebang hutan.  Sebab, penebangan liar terus dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Tindakan ini  sudah berlangsung lama. “Beberapa hari sebelumnya kita mengatahui adanya longsor di beberapa titik, tentunya juga berdampak dari lingkungan yang tidak bersahabat, akibat penebangan liar tersebut,” ucapnya.
Dia  meminta, pemerintah segera berkoordinasi dengan aparat TNI dan Polri untuk melakukan pengawasan terhadap sejumlah pengusaha kayu lokal yang bekerja sama dengan penambang kayu yang selalu melakukan penebangan liar. ”Sejumlah pengusaha kayu ini tidak pernah memikirkan mana hutan lindung dan mana hutan yang di gunakan untuk melakukan aktivitas penebangan, ” tuturnya.
Ia menegaskan,pemerintah jangan hanya memikirkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) tanpa memikirkan dampak dari perijinan yang diberikan. Dengan demikian kehidupan manusia dan lingkungan, terlebih kawasan hutan lindung bisa tetap terjaga. Pemerintah juga diharapkan memperbaiki ijin usaha pengusaha kayu, serta melakukan penertiban terhadap pencurian kayu yang terjadi. “Sebab, keberadaan hutan lindung tersebut merupakan salah satu kekayaan alam masyarakat Kabupaten Malang yang harus di lindungi,” tandasnya.
Menurutnya, Hal  ini harus menjadi perhatian dari Dinas Kehutanan baik Kabupaten maupun Provinsi Jawa Timur.


Reporter       : Amidan Marwan
Kameramen : Arwani Junaidi 
Editor            : Fibra Yohano


Bagi kawan-kawan yang ingin sharing, kritik, dan saran bisa menghubungi:


Telp          : 085 855 891 614 (Isat)
Facebook : http://www.facebook.com/patokpicis.bersinar
Email        : Patokpicis@gmail.com

Sabtu, 15 Desember 2012

Hot News - Infrastruktur

Truk Lebihi Tonase Penyebab Jalan Cepat Rusak

16 Desember 2012/Patokpicis Bersinar.red 

Patokpicis, 16/12 (Arwan) Masyarakat Desa Patokpicis seharusnya meminta kepada pengemudi truk agar memerhatikan muatannya. Permintaan tersebut dilakukan untuk menyelamatkan akses jalan dari kerusakan akibat melintasnya angkutan truk yang melebih tonase/beban. Sehingga disinyalir bisa menyebabkan jalan cepat rusak.

Sujar (28) salah seorang warga Desa Patokpicis, Minggu (16/12) mengatakan, sedikitnya 15 kilometer jalan desa di Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, kondisinya rusak parah.
“Jalan Kabupaten tersebut banyak berlubang karena cukup lama tidak dilakukan pemeliharaan. Hal ini diakibatkan seringnya dilalui kendaraan yang melebihi muatan yaitu Truk pengangkut pasir dan batu".
Sehingga aspal yang semula tersusun rapi di badan jalan, mulai bertumpuk di tepi jalan. Selain itu, banyak ditemukan jalan nyaris putus akibat longsoran tanah yang menimbun badan jalan,” jelasnya.
Menurutnya, sejak jalan itu mengalami kerusakan, jarak tempuh antar desa menjadi lebih lama. “Sebelum jalan itu rusak, jarak tempuh ke pusat kecamatan hanya 5 menit saja. Tetapi setelah jalan itu rusak, kini membutuhkan lebih dari 15 menit dengan jarak tempuh hanya sekitar 5 kilometer,” terang Sujar.
Ironisnya, sambung Sujar, akibat kerusakan itu, ongkos ojek naik sekitar 20 persen dari biasanya. Selain itu, banyak hasil pertanian warga seperti sayur-mayur dan telur menjadi rusak akibat terlambatnya sampai di tujuan.
         Senada diungkapkan Oleh Arwani Junaidi (36) warga Dusun Bangsri, Patokpicis, Wajak. Ia mengatakan, kerusakan itu sudah lama berlangsung sekitar 3 tahun-an. “Awalnya, jalan ini hanya rusak ringan. Tetapi karena dibiarkan berlarut-larut, kerusakannya semakin parah. Apalagi musim hujan seperti sekarang ini, sepanjang jalan becek. Bahkan, banyak pengendara yang terjebak ke dalam lubang. Karena lubang-lubang yang menganga di badan jalan tertutup air hujan,” beber Khoirul.
Sementara, Suroso (38) salah seorang sopir ojek jurusan Patokpicis - Wajak mengatakan, akibat kerusakan jalan itu, pihaknya harus lebih waspada dan hati-hati. Apalagi, sepanjang jalan di Desa Blayu - Patokpicis rawan kecelakaan karena terpeleset lumpur.
“Kalau tidak hati-hati, bisa terperosok ke dalam lubang. Kita menyesalkan tindakan pemerintah yang kurang tanggap terhadap kondisi jalan di daerah ini. Padahal, jalan merupakan salah satu yang paling dibutuhkan masyarakat. Selama ini, paling sedikit, para pemilik mobil dan motor wajib masuk bengkel hingga 10 kali sebulan. Padahal, sebelumnya hanya 1 kali saja,” paparnya. (Patokpicisbersinar/bl/des)

Reporter       : Arwan Junaidi
Kameramen : Amidan Marwan
 Editor            : Fibra Yohano
 
Bagi kawan-kawan yang ingin sharing, kritik, dan saran bisa menghubungi:


Telp          : 085 855 891 614 (Indosat)
Facebook : http://www.facebook.com/patokpicis.bersinar
Email        : Patokpicis@gmail.com