Selasa, 13 November 2012

Hot News - Lingkungan


Persediaan Pasir di Kali Sabrangan Menipis, Penambang Resah


Patokpicis, 10/2 (Wahyudi) Akhir-akhir ini frekwensi hilir-mudik truk pengangkut pasir mulai berkurang di Desa Patokpicis, hal ini disebabkan kemampuan sungai penghasil bahan galian golongan C ini mulai berkurang jumlahnya, termasuk sungai Sabrangan.
 
                Suasana penambangan pasir di Kali Patokpicis dan sekitarnya, beberapa waktu lalu. Para penambang saat ini mengaku kesulitan mendapatkan pasir karena bahan tambang yang tersedia lebih banyak tinggal kerikil dan batu. (Patokpicis Bersinar)

 Wahyudi (26) Penambang pasir di aliran Kali Aran-aran - Sabrangan, Desa Patokpicis, Kecamatan Wajak, mengaku resah. Pasalnya pasir Semeru yang selama ini menjadi sumber penghidupan mereka, kini jumlahnya semakin menipis, dan sulit untuk dicari. Keterangan yang dihimpun Patokpicis Bersinar.red di lokasi penambangan menyebutkan sulitnya mencari pasir di Kali Aran-aran - Sabrangan itu sudah berlangsung sejak beberapa bulan terakhir. Penambang pasir saat ini harus menggali lebih dalam dari biasanya untuk mendapatkan pasir. Seperti yang diungkapkan oleh penambang asal Desa Patokpicis, Wajak, Malang, dirinya saat ini mulai mencari material lain seperti batu dan kerikil yang ada di sepanjang Kali tersebut. Hal ini disebabkan jika dirinya memaksakan mencari pasir, hasil yang didapatkan juga tidak maksimal dan memakan waktu yang lama. “Yang banyak tinggal batu, padahal yang laku dan sering dicari dari Kali Aran-aran - Sabrangan itu adalah pasir,” katanya kepada Patokpicis Bersinar.red.
Mereka mengatakan biasanya dalam sehari bisa mengumpulkan dua hingga tiga truk pasir, namun saat ini, dirinya hanya bisa mengumpulkan satu truk pasir. “Sekarang truk-truk sudah jarang yang kesini, rata-rata sudah pindah ke penambang pasir tanah".
Penambang lain, mengatakan saat ini menjual satu truk pasir saja cukup sulit, selain mencarinya susah, tak banyak truk yang masuk ke areal penambangan tersebut. “Kalau cari batu banyak, tetapi tenaga kita yang kewalahan, jika banyak yang mencari batu,” katanya.
Sementara itu, terpisah salah seorang supir  truk asal Trenggalek, Fadholi, membenarkan tentang menipisnya pasir Semeru itu. Untuk mencari pasir di kali Aran-aran - Sabrangan, dirinya harus masuk ke areal pertambangan yang lebih hulu. Padahal jalan menuju ke pertambangan hulu, sangat berbahaya untuk dilintasi kendaraan bermuatan berat.
“Untuk mencari pasir, kita harus menyusuri sepanjang aliran sungai, padahal akan sangat berbahaya jika sewaktu-waktu ada erupsi atau banjir yang melewati aliran sungai ini,” kata Mas Fadholi.

Reporter       : Wahyudi
Kameramen : Amidan Marwan
 Editor            : Fibra Yohano

Monggo silaturahmi via Facebook:
 
http://www.facebook.com/patokpicis.bersinar

Email:
Patokpicisbersinar@gmail.com

Reporter : Wahyudi

Sabtu, 10 November 2012

Hot News - Infrastruktur


Akhirnya, Jalan Raya Desa Patokpicis di Aspal juga meskipun cuma sebagian


Patokpicis, 12/1 (Nukfi Zakaria) Kedatangan Bupati bersama rombongan dalam kunjungannya ke Desa Patokpicis beberpa waktu lalu disambut antusias oleh ratusan warga yang ingin bersilaturahmi dan bertatap muka secara langsung dengan orang nomor satu di Bumi Madep Manteb.

                Kedatangan Bupati bersama rombongan dalam kunjungannya ke Desa Patokpicis beberpa waktu lalu disambut antusias oleh ratusan warga yang ingin bersilaturahmi dan bertatap muka secara langsung dengan orang nomor satu di Bumi Madep Manteb tersebut dikatakan Narasumber Nukfi Zakaria. Mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang tua tampak bersemangat menyambut kedatangan tim Sambang Deso yang dipimpin langsung oleh Bupati Rendra Kresna.
Pada sesi dialog Bupati bersama warga, Kepala Desa Patokpicis, Suryono yang menjadi juru bicara dari warga  dalam sambutannya mengucapkan selamat datang kepada Bupati beserta rombongan didesa Patokpicis untuk Sambang Deso sekaligus bersilaturahmi dengan warga.
Melalui kunjungan Bupati diharapkan dapat memberikan saran dan masukan terkait pembangunan yang akan dan sedang dilaksanakan.

Dilanjutkan Kades Patokpicis, masjid yang menjadi tempat pelaksanaan berbagai kegiatan spiritual masyarakat ini merupakan masjid yang terbesar yang dimiliki di desa Patokpicis khususnya di Dusun Patokpicis itu sendiri. Dimasjid ini pula banyak kegiatan-kegiatan keagamaan yang dilaksanakan oleh warga desa. Baik itu kegiatan ibadah sholat maupun kegiatan pengajian-pengajian.
Namun, ujar Kades, masjid Hidayatul Mubtadi'in ini masih kekurangan beberapa fasilitas seperti kurangnya fasilitas bangunan yang dimilki, untuk itu kiranya ada solusi dan saran yang dapat diberikan oleh pemerintah kabupaten Malang.

               Sementara itu, terkait jalan desa, dikatakan Kades bahwa warga desa Patokpicis sangat menginginkan agar jalan desa dapat diperbaiki dan diaspal sehingga dapat memudahkan akses penghubung  menuju kota dan antar desa menjadi lebih baik.
Hal senada juga dikatakan Jajaran Perangkat Desa Patokpicis, pada sesi dialog dengan Bupati mengatakan berdasarkan permintaan dari masyarakat agar adanya perbaikan jalan desa.
Bupati Kabupaten Malang, Rendra Kresna dalam sambutannya menanggapi permintaan warga desa mengatakan pada tahun 2012 untuk pekerjaan jalan desa dikecamatan Wajak akan diaspal dan dilanjutkan dengan pengaspalan jalan di Desa Patokpicis. adapun jalan desa tersebut meliputi pengaspalan jalan Dusun Klakah sampai dengan Dusun Patokpicis saja Sepakat sepanjang kurang-lebih 1,5 KM.
              Besar harapan dari masyarakat supaya direalisasikan untuk pengaspalan jalan seluruhnya Di Desa Patokpicis dari Sabang sampai Merauke... hehe, Dari Klakah sampai Sumbersari maksudnya... hehehehehehehe
Diakhir kegiatan, Bupati Kabupaten Malang juga memberikan bantuan untuk pembangunan masjid Hidayatul Mubtadi'in di Desa Patokpicis dan acarapun berlanjut ke Desa-desa yang lain.

Monggo silaturahmi via Facebook:

http://www.facebook.com/patokpicis.bersinar

Email:
Patokpicisbersinar@gmail.com






Reporter       : Amidan Marwan
Kameramen : Arwani Junaidi 
Editor            : Fibra Yohano

Ini bukan musim penghujan!

Hujan Buatan di Malang 

Hujan Buatan di Malang Kembali Dilanjutkan
Petani budidaya ikan jaring sekat di tepian Bendungan Sutami di Dusun Kecopokan, Desa Senggreng, Kabupaten Malang, Jawa Timur, membersihkan bendungan dari sisa ikan budidayanya yang mati akibat air bendungan tercemar limbah, Senin (28/4). Kadar fenol pada air bendungan itu melebihi baku mutu.

TERKAIT:
  • Perusahaan Umum Jasa Tirta I (PJT I) yang berkantor di Malang, Jawa Timur, bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi (BPPT) melaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau hujan buatan untuk kawasan Malang.
Hujan buatan itu sudah dilaksanakan sejak awal Oktober lalu, sebanyak 8 sort. Namun, dampaknya dinilai masih belum memberikan hasil yang diharapkan.
"Makanya kami lanjutkan lagi. Semoga bisa sesuai dengan apa yang diharapkan," kata Kepala Biro Pengelolaan Data dan Lingkungan PJT I Vonny C Setiawati saat jumpa pers, Jumat (2/11/2012).
Menurut Vonny, hujan buatan yang telah dilakukan beberapa waktu terakhir ini belum berpengaruh signifikan pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas.
"Namun, sudah bisa menambah inflow waduk Sutami karena jika elevasi waduk terus menurun akan berpotensi pada majunya lidah sedimen menuju bottom outlet," beber Vonny lantas menyebutkan hujan buatan akan dilakukan selama 36 hari.
Dilaksanakannya kembali hujan buatan, lanjut Vonny, juga bertujuan mencegah agar muka air waduk Sutami tidak lebih rendah dari 260,00 meter. Keberadaan waduk air Sutami itu sangat berpengaruh pada kehidupan masyarakat Jawa Timur, khususnya irigasi lahan pertanian.
"Jadi, kami harus terus berupaya agar elevasi air kembali normal pascamusim kemarau yang cukup panjang. Saya tegaskan, dilakukan hujan buatan bukan karena krisis," tegasnya.
Alasan lain dilanjutkannya hujan buatan, menurut Vonny, setelah melihat dampak dari fenomena El Nino dengan jenis lemah, yang diperkirakan oleh BMKG akan menyebabkan keterlambatan datangnya musim hujan di beberapa wilayah di Indonesia, termasuk di daerah tangkapan Waduk Sutami.
Dia melanjutkan, hujan buatan dilakukan dengan menggunakan satu unit pesawat jenis CASA 212-2000 versi rain making milik BPPT yang dioperasikan oleh PT Nusantara Buana Air. Pelaksanaan hujan buatan ini dilakukan dengan melakukan penyemaian bedak garam.
Selama pelaksanaan hujan buatan, pihaknya akan menempatkan petugas di Pos Pengamatan Meteorologi di sekitar Waduk Sutami dan Poncokusumo untuk membantu pengamatan cuaca. Hal itu dilakukan analisisnya bisa digunakan untuk menyusun strategi dan waktu penyemaian awan.
Terkait elevasi Waduk Sutami, Vonny menyatakan, sampai akhir dekade III Oktober 2012 mencapai 259,97 meter atau di bawah batas normal, yakni 260,00 meter.
Walaupun masih aman, dia menyatakan, pihaknya harus tetap menjaga agar elevasi waduk kembali normal. "Supaya bisa memberikan pelayanan kepada masyarakat, termasuk irigasi dan pasokan energi PLTA," tuturnya.

Ternyata Hujanpun bisa diturunkan dengan paksa ya.... Itulah Ilmu Pengetahuan!!! nice