Sabtu, 10 November 2012

Ini bukan musim penghujan!

Hujan Buatan di Malang 

Hujan Buatan di Malang Kembali Dilanjutkan
Petani budidaya ikan jaring sekat di tepian Bendungan Sutami di Dusun Kecopokan, Desa Senggreng, Kabupaten Malang, Jawa Timur, membersihkan bendungan dari sisa ikan budidayanya yang mati akibat air bendungan tercemar limbah, Senin (28/4). Kadar fenol pada air bendungan itu melebihi baku mutu.

TERKAIT:
  • Perusahaan Umum Jasa Tirta I (PJT I) yang berkantor di Malang, Jawa Timur, bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi (BPPT) melaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau hujan buatan untuk kawasan Malang.
Hujan buatan itu sudah dilaksanakan sejak awal Oktober lalu, sebanyak 8 sort. Namun, dampaknya dinilai masih belum memberikan hasil yang diharapkan.
"Makanya kami lanjutkan lagi. Semoga bisa sesuai dengan apa yang diharapkan," kata Kepala Biro Pengelolaan Data dan Lingkungan PJT I Vonny C Setiawati saat jumpa pers, Jumat (2/11/2012).
Menurut Vonny, hujan buatan yang telah dilakukan beberapa waktu terakhir ini belum berpengaruh signifikan pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas.
"Namun, sudah bisa menambah inflow waduk Sutami karena jika elevasi waduk terus menurun akan berpotensi pada majunya lidah sedimen menuju bottom outlet," beber Vonny lantas menyebutkan hujan buatan akan dilakukan selama 36 hari.
Dilaksanakannya kembali hujan buatan, lanjut Vonny, juga bertujuan mencegah agar muka air waduk Sutami tidak lebih rendah dari 260,00 meter. Keberadaan waduk air Sutami itu sangat berpengaruh pada kehidupan masyarakat Jawa Timur, khususnya irigasi lahan pertanian.
"Jadi, kami harus terus berupaya agar elevasi air kembali normal pascamusim kemarau yang cukup panjang. Saya tegaskan, dilakukan hujan buatan bukan karena krisis," tegasnya.
Alasan lain dilanjutkannya hujan buatan, menurut Vonny, setelah melihat dampak dari fenomena El Nino dengan jenis lemah, yang diperkirakan oleh BMKG akan menyebabkan keterlambatan datangnya musim hujan di beberapa wilayah di Indonesia, termasuk di daerah tangkapan Waduk Sutami.
Dia melanjutkan, hujan buatan dilakukan dengan menggunakan satu unit pesawat jenis CASA 212-2000 versi rain making milik BPPT yang dioperasikan oleh PT Nusantara Buana Air. Pelaksanaan hujan buatan ini dilakukan dengan melakukan penyemaian bedak garam.
Selama pelaksanaan hujan buatan, pihaknya akan menempatkan petugas di Pos Pengamatan Meteorologi di sekitar Waduk Sutami dan Poncokusumo untuk membantu pengamatan cuaca. Hal itu dilakukan analisisnya bisa digunakan untuk menyusun strategi dan waktu penyemaian awan.
Terkait elevasi Waduk Sutami, Vonny menyatakan, sampai akhir dekade III Oktober 2012 mencapai 259,97 meter atau di bawah batas normal, yakni 260,00 meter.
Walaupun masih aman, dia menyatakan, pihaknya harus tetap menjaga agar elevasi waduk kembali normal. "Supaya bisa memberikan pelayanan kepada masyarakat, termasuk irigasi dan pasokan energi PLTA," tuturnya.

Ternyata Hujanpun bisa diturunkan dengan paksa ya.... Itulah Ilmu Pengetahuan!!! nice

Tidak ada komentar: